Senin, 16 April 2012

GLASGOW COMA SCALE (GCS)


Glasgow Coma Scale (GCS) adalah skala yang dipakai untuk menentukan/menilai tingkat kesadaran pasien, mulai dari sadar sepenuhnya sampai keadaan koma. Teknik penilaian dengan ini terdiri dari tiga penilaian terhadap respon yang ditunjukkan oleh pasien setelah diberi stimulus tertentu, yakni respon buka mata, respon motorik terbaik, dan respon verbal. Setiap penilaian mencakup poin-poin, di mana total poin tertinggi bernilai 15.

Jenis Pemeriksaan
Nilai
Respon buka mata (Eye Opening, E)
·    Respon spontan (tanpa stimulus/rangsang)
·    Respon terhadap suara (suruh buka mata)
·    Respon terhadap nyeri (dicubit)
·    Tida ada respon (meski dicubit)

4
3
2
1
Respon Verbal (V)
·   Berorientasi baik
·   Berbicara mengacau (bingung)
·   Kata-kata tidak teratur (kata-kata jelas dengan substansi tidak jelas dan non-kalimat, misalnya, “aduh… bapak..”)
·   Suara tidak jelas (tanpa arti, mengerang)
·   Tidak ada suara

5
4
3

2
1
Respon Motorik terbaik (M)
·   Ikut perintah
·   Melokalisir nyeri (menjangkau & menjauhkan stimulus saat diberi rangsang nyeri)
·   Fleksi normal (menarik anggota yang dirangsang)
·   Fleksi abnormal (dekortikasi: tangan satu atau keduanya posisi kaku diatas dada & kaki extensi saat diberi rangsang nyeri)
·   Ekstensi abnormal (deserebrasi: tangan satu atau keduanya extensi di sisi tubuh, dengan jari mengepal & kaki extensi saat diberi rangsang nyeri)
·   Tidak ada (flasid)

6
5
4
3

2
1

Interpretasi atau hasil pemeriksaan tingkat kesadaran berdasarkan GCS disajikan dalam simbol E…V…M…

Selanjutnya nilai tiap-tiap pemeriksaan dijumlahkan, nilai GCS yang tertinggi adalah 15 yaitu E4V5M6 dan terendah adalah 3 yaitu E1V1M1.

GCS berguna untuk menentukan derajat trauma/cedera kepala (trauma capitis).

Derajat cedera kepala berdasarkan GCS
  1. GCS : 14-15 = CKR (cedera kepala ringan)
  2. GCS : 9-13   = CKS  (cedera kepala sedang)
  3. GCS : 3-8     = CKB (cedera kepala berat)


Selasa, 10 April 2012

MULTIPLE MYELOMA



DEFINISI
Multiple Myeloma adalah suatu kanker sel plasma di mana sebuah clone dari sel plasma yang abnormal berkembang biak membentuk tumor di sumsum tulang dan menghasilkan sejumlah besar antibodi yang abnormal yang terkumpul di dalam darah atau air kemih.
Penyakit ini menyerang pria dan wanita,dan biasanya ditemukan pada usia diatas 40 tahun.
Tumor sel plasma (Plasmasitoma) paling banyak ditemukan di tulang panggul, tulang belakang, tulang rusuk, dan tulang otak. Kadang mereka ditemukan di daerah selain tulang terutama paru-paru dan organ reproduksi.


Sel plasma yang abnormal hampir selalu menghasilkan sejumlah besar antibodi yang abnormal dan pembentukan antibodi yang normal berkurang. Sebagai akibatnya penderita lebih mudah terkena infeksi.
Pecahan dari antibodi yang abnormal biasanya terkumpul di ginjal, menyebabkan kerusakan dan kadang menyebabkan gagal ginjal. Endapan dari pecahan antibodi di dalam ginjal atau organ lain bisa menyebabkan amiloidosis. Pecahan antibodi abnormal di dalam air kemih disebut protein Bence-Jones.


PENYEBAB
Tidak diketahui

GEJALA
Multiple Myeloma sering kali menyebabkan nyeri tulang (terutama pada tulang belakang atau tulang rusuk) dan pengeroposan tulang sehingga tulang mudah patah.
Nyeri tulang biasanya merupakan gejala awal, tetapi kadang penyakit ini terdiagnosis setelah penderita mengalami :
  1. anemia, karena sel plasma menggeser sel-sel normal yang menghasilkan sel darah merah di sumsum tulang
  2. infeksi bakteri berulang, karena antibodi yang abnormal tidak efektif melawan infeksi
  3. gagal ginjal, karena pecahan antibodi yang abnormal (protein Bence-Jones) merusak ginjal.
Kadang multiple myeloma mempengaruhi aliran darah ke kulit, jari tangan, jari kaki, dan hidung karena terjadi pengentalan darah (Sindroma Hiperviskositas).
Berkurangnya aliran darah ke otak bisa menyebabkan gejala neurologis berupa kebingungan, gangguan penglihatan dan sakit kepala.

DIAGNOSA
Beberapa pemeriksaan darah bisa membantu dalam mendiagnosa penyakit ini :
  1. Hitung jenis darah komplit, bisa menemukan anemia dan sel darah merah yang banormal
  2. Laju endap sel darah merah (eritrosit) biasanya tinggi
  3. Kadar kalsium tinggi karena perubahan dalam tulang menyebabkan kalsium yang masuk ke dalam aliran darah.
Tetapi kunci dari pemeriksaan diagnostik untuk penyakit ini adalah elektroforesis protein serum dan imunoelekroforesis, yang merupakan pemeriksaan darah untuk menemukan dan menentukan antibodi abnormal yang merupakan tanda khas dari Multiple Myeloma. Antibodi ini ditemukan pada sekitar 85% penderita.
Elektroforesis air kemih dan imunoelektroforesis juga bisa menemukan adanya protein Bence-Jones pada sekitar 30-40% penderita.
Rontgen sering menunjukkan adanya pengeroposan tulang (osteoporosis).
Biopsi sumsum tulang menunjukkan sejumlah besar sel plasma yang abnormal tersusun dalam barisan dan gerombolan; sel-sel juga tampak abnormal.

PENGOBATAN
Pengobatan ditujukan untuk :
  • mencegah atau mengurangi gejala komplikasi
  • menghancurkan sel plasma yamg abnormal
  • memperlambat perkembangan penyakit
Obat pereda nyeri (analgesik) yang kuat dan terapi penyinaran pada tulang yang terkena, bisa mengurangi nyeri tulang.
Penderita yang mempunyai protein Bence-Jones pada air kemihnya harus minum banyak-banyak untuk mengencerkan air kemih dan membantu mencegah dehidrasi, yang bisa menyebabkan terjadinya gagal ginjal.
Penderita harus tetap aktif karena tirah baring yang berkepanjangan bisa mempercepat terjadinya osteoporosis dan menyebabkan tulang mudah patah. Tetapi tidak boleh lari atau mengangkat beban berat karena tulang-tulangnya rapuh.
Pada penderita yang memiliki tanda-tanda infeksi (demam, menggigil, daerah kemerahan di kulit) diberikan antibiotik.
Penderita yang mengalami anemia berat bisa menjalani tranfusi darah atau mendapatkan eritropoetin (obat untuk merangsang pembentukan sel darah merah).
Kadar kalsium darah yang tinggi bisa diobati dengan prednison dan cairan intravena, dan kadang dengan Difosfonat (obat untuk menurunkan kadar kalsium).
Allupurinol diberikan untuk penderita yang memiliki kadar asam urat tingi.
Kemoterapi memperlambat perkembangan penyakit dengan membunuh sel plasma yang abnormal. Yang paling sering digunakan adalah Melfalan dan Siklofosfamid. Kemoterapi juga membunuh sel yang normal, karena itu sel darah dipantau dan dosisnya disesuaikan jika jumlah sel darah putih dan trombasit terlalu banyak berkurang.
Kortikosteroid (misalnya prednison atau deksametason) juga diberikan sebagi bagian dari kemoterapi.
Kemoterapi dosis tinggi dikombinasikan dengan terapi penyinaran masih dalam penelitian. Pengobatan kombinasi ini sangat beracun, sehingga sebalum pengobatan Steam Sel harus diangkat dari darah atau sumsum tulang penderita dan dikembalikan lagi setelah pengobatan selesai. Biasanya prosedur ini dilakukan pada penderita yang berusia dibawah 50 tahun.
Pada 60% penderita pengobatan memperlambat perkembangan penyakit. Penderita yang memberikan respon terhadap kemoterapi bisa bertahan sampai 2-3 tahun setelah penyakitnya terdiagnosis.
Kadang penderita yang bertahan setelah menjalani pengobatan, bisa menderita Leukemia atau jaringan fibrosa (jaringan parut) di sumsum tulang.
Komplikasi lanjut ini mungkin merupakan akibat dari kemoterapi dan sering kali menyebabkan anemia berat dan meningkatkan kepekaan penderita terhadap infeksi.

Perbedaan Flu Burung dan Flu Babi


Merebaknya berbagai macam flu membahayakan saat ini meresahkan masyarakat dunia. Bagaimana tidak, orang yang terkena dampaknya memiliki risiko kematian jika tidak segera ditanggulangi.
Saat ini penyakit flu yang paling menjadi momok flu burung dan flu babi. Apa dan bagaimana penyebab flu tersebut saat ini tengah menjadi perbincangan di kalangan ilmuwan dan juga ahli kesehatan.
Dikutip dari berbagai sumber, kedua penyakit tersebut sama-sama disebabkan oleh penyebaran virus influenza tipe A. Flu burung disebabkan oleh virus H5N1 sementara penyebab flu babi adalah virus H1N1.
Sesuai dengan namanya, H5N1 yang menjadi penyebab flu burung penularan pertama terjadi ketika seseorang kontak dengan hewan aves atau burung yang telah terkena virus tersebut. Sementara flu babi sebagian besar ditularkan oleh hewan babi.
Kedua virus influenza tipe A ini juga sama-sama bisa menyebar dari manusia ke manusia. Bedanya, H1N1 memiliki tingkat kecepatan penyebaran lebih tinggi. Bahkan menurut hasil penelitian terbaru, hanya dengan sekali bersin saja sekira 100.000 virus H1N1 bisa menempel di mana saja dan berpotensi menyebarkan penyakit kepada orang yang menyentuh benda-benda yang terkena bersin.
Namun begitu, virus H5N1 lebih ganas daripada H1N1. Hal itu dikarenakan tingkat persentase kematian yang disebabkan H5N1 lebih tinggi, sekira 80 persen. Sementara H1N1 menyebabkan kematian hanya sekira enam persen.
Berbeda dengan H5N1 yang tumbuh subur di daerah tropis, tidak demikian halnya dengan H1N1. Namun negara manapun patut waspada mengahadapi penyebaran virus H1N1. Karena nyatanya virus tersebut kini tengah merebak di Meksico yang merupakan negara beriklim tropis.

Clostridium difficile




Clostridium difficile adalah mikroorganisme oportunistik, positif Gram dan anaerob obligat. Kini kuman ini terbukti sebagai penyebab terbesar penyakit kolitis pseudomembranosa (Pseudomembranous Colitis/PMC) dan diare (Antibiotic Associated Diarrhea/AAD) sebagai dampak negatif dari komsumsi antibiotika yang tidak rasional dalam hal penanggulangan  infeksi. 
Kuman C. difficile baik yang toksigenik maupun yang non toksigenik merupakan flora normal dalam saluran pencernaan neonatus dan anak-anak. Penularan mikroorganisme ini melalui spora kuman dan organisme sendiri yang  tertelan bersama makanan  atau  melalui infeksi nosokomial. 
Prevalensi infeksi kuman ini pada penderita PMC sangat tinggi sekitar 99% dan pada AAD sekitar 20-25%. Diagnosis laboratorium dapat dilakukan dengan pemeriksaan mikrobiologik, uji serologik dan uji sitotoksisitas. Biaya pemeriksaan dan pengobatan pada seorang penderita AAD maupun PMC sangat tinggi, sehingga perlu memperhatikan lamanya pemakaian antibiotika dan besarnya dosis yang diberikan kepada penderita penyakit infeksi.

ANGINA PECTORIS


Angina pektoris (AP) adalah rasa nyeri yang timbul karena iskemia miokardium. Biasanya mempunyai karakteristik tertentu:
  • Lokasinya biasanya di dada, substernal atau sedikit di kirinya, dengan penjalaran ke leher, rahang, bahu kiri sampai dengan lengan dan jari-jari bagian ulnar, punggung/pundak kiri.
  • Kualitas nyeri biasanya merupakan nyeri yang tumpul seperti rasa tertindih/berat di dada, rasa desakan yang kuat dari dalam atau dari bawah diafragma, seperti diremas-remas atau dada mau pecah dan biasanya pada keadaan yang berat disertai keringat dingin dan sesak napas serta perasaan takut mati. Biasanya bukanlah nyeri yang tajam, seperti rasa ditusuk- tusuk/ diiris sembilu, dan bukan pula mules. Tidak jarang pasien mengatakan bahwa ia merasa tidak enak di dadanya. Nyeri berhubungan dengan aktivitas, hilang dengan istirahat; tapi tidak berhubungan dengan gerakan pernapasan atau gerakan dada ke kiri dan ke kanan. Nyeri juga dapat dipresipitasi oleh stres fisik ataupun emosional.
  • Kuantitas: nyeri yang pertama kali timbul biasanya agak nyata, dan beberapa menit sampai kurang dari 20 menit. Bila lebih dari 20 menit dan berat maka harus dipertimbangkan sebagai angina tak stabil (Unstable Angina Pectoris = UAP) sehingga dimasukkan ke dalam sindrom koroner akut (Acute Coronary Syndrom = ACS), yang memerlukan perawatan khusus. Nyeri dapat dihilangkan dengan nitrogliserin sublingual dalam hitungan detik sampai beberapa menit. Nyeri tidak terus menerus, tapi hilang timbul dengan intensitas yang makin bertambah atau makin berkurang sampai terkontrol. Nyeri yang berlangsung terus menerus sepanjang hari bahkan sampai berhari-hari biasanya bukanlah nyeri angina pektoris.


Penilaian derajat angina menurut Canadian Cardiovaskuler Society :
  1. Aktivitas sehari-hari tak menyebabkan angina. Angina timbul pada aktifitas berat, cepat atau yang berlangsung lama.
  2. Terdapat sedikit pembatasan aktivitas sehari-hari. Jalan atau naik tangga cepat, jalan menanjak, jalan atau naik tangga sesudah makan, di waktu cuaca dingin, angin atau sewaktu mengalami stres emosional ataupun angina yang timbul dalam beberapa jam sesudah bangun tidur. Angina juga timbul bila naik tangga lebih dari satu tingkat dengan kecepatan biasa dan dalam kondisi normal.
  3. Banyak pembatasan aktivitas sehari-hari. Naik tangga satu tingkat dengan kecepatan biasadan dalam keadaan normal menimbulkan angina.
  4. Tak dapat melakukan kegiatan fisik apapun tanpa mengalami keluhan, angina dapat terjadi sewaktu istirahat.
Pengelolaan penderita angina pectoris stabil mencakup empat aspek :
  1. Koreksi faktor resiko koroner
  2. Penyesuaian pola hidup
  3. Obat-obat anti-angina
  4. Revaskularisasi dengan angioplasti koroner (Percutaneous Transluminal Coronary Angioplasty = PTCA) ataupun bedah pintas koroner (Coronary Artery Bypass Grafting = CABG).
Yang disebut Unstable Angina ialah :
  1. Angina Pectoris yang baru terjadi (2 bulan), yang berat dan atau sering (3 serangan sehari).
  2. Angina pectoris yang makin berat : lebih sering lebih berat, lebih lama atau yang dicetuskan oleh kegiatan yang lebih ringan daripada sebelumnya.
  3. Angina pectoris yang terjadi sewaktu istirahat (Canadian Class IV)
  4. Post Infarction Angina (dalam 2 minggu sesudah Infark miokard)

GERIATRIC GIANT

  1. Confusio - Dementia
  2. Sindroma serebral
  3. Jatuh
  4. Inkontinantia
  5. Penyakit tulang dan patah tulang
  6. Penyakit syaraf otonom
  7. Dekubitus